IMPLEMENTASI PROJECT CHARTER dalam LABORATORIUM KEPEMIMPINAN
Terkait
Menghadapi Tantangan Global Megatrend 2050, Diperlukan Cara Menyiapkan Tenaga Terampil di Masa Depan
329 Peserta Lulus SKD dan Berhak Mengikuti SKB
Pemanggilan Asesmen Pelaksana Calon Ketua Tim Kerja
678 PPPK ikuti kegiatan Orientasi Pengenalan Nilai dan Etika pada Instansi Pemerintah
BKPSMD Turut Partisipasi Bersih Pantai Sodong Dalam Rangka Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat
Sejak tanggal 23 Mei 2017 yang lalu, tiga puluh orang peserta Diklatpim Tingkat IV Angkatan 94 Kabupaten Cilacap melaksanakan tahap Breaktrough II atau tahap Laboratorium Kepemimpinan. Sekembalinya ke unit kerja, peserta diharapkan mampu mewujudkan tahapan/milestone proyek perubahan yang sudah dirancang dan diseminarkan di hadapan Coach (Pembimbing Proper), Mentor (Atasan Langsung) dan Narasumber (Penguji).
Menurut sebagian peserta, hal ini merupakan tahap tersulit dari rangkaian kegiatan Diklatpim. Betapa tidak, selama dua bulan on campus lalu kembali ke kantor, peserta dihadapkan pada tumpukan pekerjaan yang mungkin saja belum terselesaikan selama proses pembelajaran di asrama. Belum lagi pekerjaan rutin yang masih akan ada setiap harinya. Walaupun dalam Diklatpim ini, peserta dibebastugaskan dari tugas dinas, namun karena rasa tanggung jawab akan Tugas Pokok dan Fungsi, peserta tak mungkin abai akan hal tersebut.
Selagi off campus dalam masa breaktrough II ini, peserta harus mampu membagi waktu untuk menyelesaikan tugas pokoknya sebagai pejabat struktural eselon IV, berkoordinasi dengan stakeholder, membentuk tim efektif dan menjalankan semua tahapan milestone yang telah disusun. Tahap pembelajaran ini mengarahkan peserta untuk menerapkan dan menguji kapasitas kepemimpinannya dalam mengeksekusi proyek perubahan yang dituangkan dalam dokumen pelaksanaan proyek dan telah mendapatkan persetujuan dari atasan langsungnya. Organisasi/unit kerja masing-masing peserta merupakan laboratorium dalam menguji kapasitas kepemimpinan peserta terkait proyek perubahan yang telah direncanakan.
Proses ini juga melibatkan mentor dan coach yang memantau dan membimbing implementasi proyek perubahan. Mentor berperan dalam memberikan bimbingan kepada peserta diklat (Reformer) dalam mengatasi kendala yang muncul selama proses implementasi berlangsung dan berperan dalam memantau jalannya proyek perubahan yang dilakukan oleh para peserta diklat. Sedangkan Coach berperan dalam Melakukan koordinasi dengan mentor untuk membantu peserta apabila peserta mengalami permasalahan selama tahapan Leadership Laboratory serta memberikan feedback terhadap laporan perkembangan implementasi proyek perubahan yang disampaikan peserta bimbingan minimal seminggu sekali.
Menurut sebagian peserta, hal ini merupakan tahap tersulit dari rangkaian kegiatan Diklatpim. Betapa tidak, selama dua bulan on campus lalu kembali ke kantor, peserta dihadapkan pada tumpukan pekerjaan yang mungkin saja belum terselesaikan selama proses pembelajaran di asrama. Belum lagi pekerjaan rutin yang masih akan ada setiap harinya. Walaupun dalam Diklatpim ini, peserta dibebastugaskan dari tugas dinas, namun karena rasa tanggung jawab akan Tugas Pokok dan Fungsi, peserta tak mungkin abai akan hal tersebut.
Selagi off campus dalam masa breaktrough II ini, peserta harus mampu membagi waktu untuk menyelesaikan tugas pokoknya sebagai pejabat struktural eselon IV, berkoordinasi dengan stakeholder, membentuk tim efektif dan menjalankan semua tahapan milestone yang telah disusun. Tahap pembelajaran ini mengarahkan peserta untuk menerapkan dan menguji kapasitas kepemimpinannya dalam mengeksekusi proyek perubahan yang dituangkan dalam dokumen pelaksanaan proyek dan telah mendapatkan persetujuan dari atasan langsungnya. Organisasi/unit kerja masing-masing peserta merupakan laboratorium dalam menguji kapasitas kepemimpinan peserta terkait proyek perubahan yang telah direncanakan.
Proses ini juga melibatkan mentor dan coach yang memantau dan membimbing implementasi proyek perubahan. Mentor berperan dalam memberikan bimbingan kepada peserta diklat (Reformer) dalam mengatasi kendala yang muncul selama proses implementasi berlangsung dan berperan dalam memantau jalannya proyek perubahan yang dilakukan oleh para peserta diklat. Sedangkan Coach berperan dalam Melakukan koordinasi dengan mentor untuk membantu peserta apabila peserta mengalami permasalahan selama tahapan Leadership Laboratory serta memberikan feedback terhadap laporan perkembangan implementasi proyek perubahan yang disampaikan peserta bimbingan minimal seminggu sekali.
Banyak sekali kendala yang terjadi dan dialami oleh peserta, salah satunya jadwal implementasi proyek perubahan yang mungkin saja tidak sesuai dengan tahapan dalam milestone kegiatan karena satu dan lain hal. Namun diharapkan rancangan proyek perubahan yang telah disusun dapat diwujudkan tanpa hambatan yang sulit sebagai langkah perubahan yang baik bagi organisasi/unit kerja.